- Back to Home »
- Seputar Kota »
- Pemilik Sumur Tiban di Pacitan Tidak Tahu Airnya Berkhasiat
Posted by : Ashari Riski
July 26, 2011
Pacitan - Kemunculan sumur tiban di Pacitan bukan hanya mengejutkan warga sekitar namun juga membuat Bejo, si penemu kebingungan. Pasalnya, banyak orang yang mendatangi rumahnya dan minta air untuk obat.
Akibatnya, Bejo harus rela naik turun gunung puluhan kali per hari menuju lokasi. Dia pun mengaku rela melakukannya karena medan menuju tempat keberadaan sumur tiban relatif berat. Sebab posisinya berada di lereng dengan jalan setapak.
"Mesakke menawi mundhut piyembak. Pramila kula pendhetaken dateng belik (Kasihan kalau harus mengambil sendiri. Makanya saya ambilkan ke sumur)," kata Bejo, penemu sekaligus pemilik lahan kepada wartawan.
Semula, dirinya tidak mengetahui jika air dari sumber yang ditemukan diyakini memiliki khasiat penyembuhan. Dia pun hanya bermaksud menjadikannya sebagai sumber untuk pengairan tanaman buncis miliknya.
Namun lantaran makin banyak orang yang datang, dia mengurungkan niat itu. Sebagai gantinya, Bejo siang malam harus berada di areal sumur untuk menjaga sekaligus antisipasi jika ada orang yang membutuhkannya.
Sebenarnya, terang Bejo, aspek mistis yang menyertai munculnya sumur tiban terjadi secara tidak sengaja. Ini menyusul adanya seorang warga yang saat melintas lokasi tersebut sedang mengidap pusing-pusing.
Mengetahui ada sumber air, orang tersebut meminum serta mencuci muka. Pengakuannya, setelah melakukan kedua hal tersebut tubuhnya mendadak bugar tanpa keluhan apa-apa. Kabar tersebut lalu menyebar kemana-mana.
"Kula piyambak mboten ngertos. Namine nggih tiyang nggunung mboten paham sing ngoten-ngoten niku (saya sendiri tidak tahu. Namanya orang desa, tidak faham yang seperti itu)," tuturnya lugu.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah sumur tiban ditemukan warga Dusun Klitik Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo, Pacitan. Anehnya, lokasi penemuan berada di lahan kritis tandus dan terjal.
Hingga saat ini ratusan orang telah datang ke areal tersebut, baik untuk sekedar melihat ataupun berobat.
Keberadaan sumur tiban sendiri berada di lokasi yang relatif sulit dijangkau. Sebagai ilustrasi, saat hendak menuju lokasi, detiksurabaya.com harus berjalan kaki sejauh 1 Km lebih dengan medan menurun dan jalan setapak.
Ini setelah melewati jalan berbatu sejauh hampir 2 Km menggunakan kendaraan roda dua. Setibanya di permukiman, sepeda motor dititipkan di rumah warga dan dilanjutkan jalan kaki hingga dengan lokasi.
(fat/fat)
sumber: detikSurabaya.com
Akibatnya, Bejo harus rela naik turun gunung puluhan kali per hari menuju lokasi. Dia pun mengaku rela melakukannya karena medan menuju tempat keberadaan sumur tiban relatif berat. Sebab posisinya berada di lereng dengan jalan setapak.
"Mesakke menawi mundhut piyembak. Pramila kula pendhetaken dateng belik (Kasihan kalau harus mengambil sendiri. Makanya saya ambilkan ke sumur)," kata Bejo, penemu sekaligus pemilik lahan kepada wartawan.
Semula, dirinya tidak mengetahui jika air dari sumber yang ditemukan diyakini memiliki khasiat penyembuhan. Dia pun hanya bermaksud menjadikannya sebagai sumber untuk pengairan tanaman buncis miliknya.
Namun lantaran makin banyak orang yang datang, dia mengurungkan niat itu. Sebagai gantinya, Bejo siang malam harus berada di areal sumur untuk menjaga sekaligus antisipasi jika ada orang yang membutuhkannya.
Sebenarnya, terang Bejo, aspek mistis yang menyertai munculnya sumur tiban terjadi secara tidak sengaja. Ini menyusul adanya seorang warga yang saat melintas lokasi tersebut sedang mengidap pusing-pusing.
Mengetahui ada sumber air, orang tersebut meminum serta mencuci muka. Pengakuannya, setelah melakukan kedua hal tersebut tubuhnya mendadak bugar tanpa keluhan apa-apa. Kabar tersebut lalu menyebar kemana-mana.
"Kula piyambak mboten ngertos. Namine nggih tiyang nggunung mboten paham sing ngoten-ngoten niku (saya sendiri tidak tahu. Namanya orang desa, tidak faham yang seperti itu)," tuturnya lugu.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah sumur tiban ditemukan warga Dusun Klitik Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo, Pacitan. Anehnya, lokasi penemuan berada di lahan kritis tandus dan terjal.
Hingga saat ini ratusan orang telah datang ke areal tersebut, baik untuk sekedar melihat ataupun berobat.
Keberadaan sumur tiban sendiri berada di lokasi yang relatif sulit dijangkau. Sebagai ilustrasi, saat hendak menuju lokasi, detiksurabaya.com harus berjalan kaki sejauh 1 Km lebih dengan medan menurun dan jalan setapak.
Ini setelah melewati jalan berbatu sejauh hampir 2 Km menggunakan kendaraan roda dua. Setibanya di permukiman, sepeda motor dititipkan di rumah warga dan dilanjutkan jalan kaki hingga dengan lokasi.
(fat/fat)
sumber: detikSurabaya.com
Powered by Blogger.