- Back to Home »
- M , Profil Tokoh »
- Profil : Marco "Matrix" Materazzi
Posted by : Ashari Riski
September 7, 2011
Nama : Marco Materazi
Tempat, tanggal lahir : Lecce (Italia), 19
Agustus 1973
Tinggi : 193 cm
Berat : 81 kg
Posisi : defender
No punggung : 23
Karir klub :
Tahun team penampilan gol
1993-1994 Marsala 25 4
1994-1995 Travani 13 2
1995-1998 Perugia 47 7
1996-1997 Carpi(pinjaman) 18 7
1998-1999 Everton 25 2
1999-2001 Perugia 51 15
2001-2011 Inter Milan 184 18
Prestasi
Bersama inter :
- Serie A: 2006, 2007, 2008, 2009, 2010
- Coppa Italia: 2005, 2006, 2010, 2011
- Supercoppa Italiana: 2005, 2006, 2008, 2010
- UEFA Champions League: 2010
- FIFA Club World Cup Championship: 2010
- FIFA World Cup: 2006
Serie A Defender of the Year: 2007
Marco Materazzi adalah pesepak bola yang berasal dari Italy dan bermain inter Milan.
Marco Materazzi lahir di Lecce dan ayahnya yang bernama Giuseppe Materazzi adalah ex pemain Lecce. Giuseppe juga adalah mantan pelatih sepak bola di Italia tim – tim yang pernah ditangani oleh Giuseppe adalah Pisa, Lazio, Sporting CP dan Tianjin Teda. Materazzi memulai karir pronya sebagai pesepak bola bersama tim junior Messina Peloro pada musim 1990-1991. Materazzi juga mengawali karirnya dengan banyak memperkuat tim – tim divisi bawah di italia dan kompetisi amatir. Dimulai bersama tim amatir Tor di Quinto (1991-92), bersama Marsala di seri C 2 (1993-1994), dan kemudian berlanjut di Serie C1 bersama Trapani (1994-1995), bahkan bersama Trapani dia nyaris membuat bersejarah promosi ke Serie B namun sayangnya Trappani kalah dibabak playoff melawan Gualdo untuk memperebutkan tiket promosi ke seri B.
Setelah bermain di Trappani, Materazzi di transfer oleh salah satu klub seri B Perugia Calcio pada tahun 1995, setahun memperkuat memperkut Perugia, Materazzi dipinjamkan kepada salah satu klub seri C lainnya yaitu Carpi. Sebelum kembali ke Perugia, Materazzi kembali di pinjamkan kesalah satu klub divisi utama liga Inggris, Everton. Praktis pada musim 98-99 Materazzi menghabiskan musimnya bersama Everton. Bersama Everton Materazzi hanya bertahan satu musim, dia hanya dimainkan empat kali hanya dalam 27 pertandingan, dan mencetak dua gol melawan Middlesbrough di liga dan Huddersfield Town di Piala FA.
Setahun berselang, pada musim 1999- 2000 Materazzi kembali lagi ke Perugia yang saat itu telah promosi ke Sei A dan pada musim tersebut Materazzi membuat rekor sebagai bek tersubur di Seri A dengan total 12 gol dia menyamai rekor Daniel Passarella sebelumnya yang menjadi bek tersubur di Seri A dalam satu musim. Karena pencapaiannya tersebut, nama Materazzi pun langsung mencuat, banyak klub – klub mengincar Materazzi, namun pada kompetesi 2000 – 2001 Materazz menerima tawaran inter dan resmi memperkuat inter pada musim tersebut dengan bandrol 10 juta euro. Materazzi pun memulai musim yang luar biasa bersama inter. Prestasinya bersama inter sangat luar biasa, Materazzi nyaris sukses di semua kompetisi yang pernah dia ikuti. Membawa inter lima kali scudetto berturut – turut, dilanjutkan dengan menjuarai coppa Italia sebanyak empat kali, sukses menjuarai super Italia sebanyak empat kali dan sukses membawa inter menjadi jawara liga Champion dan FIFA world cup championship sebanyak satu kali. Pada kompetisi seria A musim 2006 – 2007 terasa special bagi Materazzi karena sukses membawa inter scudetto dan Materazzi juga sukses mencetak 10 gol pada kompetisi tersebut. Pada bulan april 2008 Materazzi memcatat penampilannya yang ke-150 bersama Inter pada saat menghadapi Atlanta dan pertandingan tersebut di menangi oleh inter dengan skor 2-0.
Selain memperkuat inter, Materazzi juga memperkuat Negaranya, Italia. Debut Materazzi bersama Italia terjadi pada tanggal 25 April 2001, saat Italia beruji coba melawan Afrika Selatan. Kemudian debutnya dilanjutkan pada saat babak kualifikasi piala dunia 2002 saat menghadapi Hungaria dan Gerorgia. Setelah itu Materazzi rutin memperkuat timnas hingga tahun 2008. Pada awalnya, Materazzi hanya menjadi bek pelapis trio legendaries yang pernah memperkuat Italia, Paolo Maldini, Alesandro Nesta dan Fabio Cannavaro. Walaupun demikian pada masanya Materazzi selalau memperkuat Italia disetiap ajang ajang yang diikuti oleh Italia. Dimulai pada saat Italia bertarung di ajang World Cup 2002. Pada ajang tersebut Materazzi hanya bermain beberapa menit melawan Krosia, karena pada saat itu Nesta mengalami cedera dan digantikan oleh Materazzi dan sial Italia kalah 2-1 pada saat itu dan perjalanan Italia hanya sampai babak 16 besar setelah takluk dari tuan rumah Korea Selatan. Dua tahun kemudian tepatnya di Piala Eropa 2004 di Portugal, Materazzi tetap dibawah oleh pelatih Italia pada saat itu yang di pegang oleh Giovanni Trappatoni. Pada dua pertandingan awal di EURO 2004 Materazzi hanya di duduk di bangku cadangan. Namun pada pertandingan ketiga Materazzi dimainkan ketika menghadapi Bulgaria, dikarena Cannavaro absen maka Materazzi masuk ke starting XI. Menampilan Materazzi di partai tersebut jauh dari kata memuaskan, sebaliknya Materazzi membuat kesalahan fatal, menjatuhkan Martin Petrov di kotak pinalti dan Bulgaria mendapatkan hadiah pinalti, apalagi pada saat itu Italia butuh kemenangan untuk lolos ke fase berikutnya. Setelah EURO 2004 selesai Materazzi dikritik habis – habisan karena kesalahannya tersebut.
Dalam turnamen ketiga bersama Italia yakni di piala dunia 2006 di Jerman, Materazzi masih dibawa oleh pelatih Italia saat itu, Marcelo Lippi untuk memperkuat gli azzuri. Dan hasilnya sangat luar biasa, Materazzi sukses mengantar Italia Berjaya di piala dunia Jerman 2006 dan istimewanya lagi Materazzi sukses mencetak gol di partai puncak. Pada awal tournament tepatnya di dua pertandingan pertama Materazzi hanya duduk di bangku cadangan, namun kesempatan datang kepada Materazzi pada saat Italia menghadapi Ceszka, Materazzi masuk di awal babak kedua menggantikan Alessandro Nesta yang mengalami cedera. Hanya butuh beberapa menit Materazzi langsung mencetak gol. Memanfaatkan tedangan sudut yang di eksekusi oleh Francesco Totti, Materazzi langsung memanfaatkan bola tersebut untuk dijadikan gol membuat Italia memimpi 1 – 0. Gol yang di cetak Materazzi itu adalah golnya yang pertama sejak memperkuat Italia. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 2 – 0 untuk Italia yang mana gol tambahan dicetak oleh Filipho Inzaghi. Karena cedera yang dialami oleh Nesta cukup parah, maka Nesta tidak bisa memperkuat Italia di babak berikutnya. Di babak 16 besar Materazzi menjadi pemain inti, bersama Cannavaro Materazzi mengawal lini belakang Italia, namun sayang Materazzi tidak bermain penuh karena di pertengahan babak kedua dia mendapatkab kartu merah, namun Italia lolos ke babak delapan besar setelah memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 1 – 0 yang mana gol dicetak oleh Totti dari titik penalty, praktis, pada babak delapan besar saat menghadapi Ukraina, Materazzi tidak bermain dan posisinya digantikan oleh juniornya, Andrea Barzagli. Di pertadingan tersebut Italia menang 3 – 0 dan melaju ke babak semifinal.
Pada saat babak semifinal, Materazzi kembali mengisi starting XI Italia yang pada saat itu Italia bentrok dengan tuan rumah Jerman. Bersama duetnya kala itu, Fabio Cannavaro, Materazzi sukses mengawal lini belakang Italia, hasilnya Italia menang 2 – 0 atas tuan rumah Jerman dan melaju ke babak final bertemu Prancis. Pada partai final tersebut, Materazzi kembali menjadi pilihan pertama di skuad inti Azzuri. Belum genap 10 menti pertandingan berlangsung, Materazzi melakukan kesalahan, yaitu menjatuhkan Florient Moulda di kotak penalty, otomatis Prancis mendapatkan hadian penalty. Penalty tersebut dieksekusi oleh Zidane dan membuahkan gol. Prancis 1 Italia 0. Namun memasuki setengah jam permainan, Materazzi sukses membayar kesalahannya dengan mencetak gol. Memanfaatkan umpan Andrea Pirlo dari tendangan sudut, bola tersebut berhasil disundul oleh Materazzi dan membuat skor menjadi imbang, Prancis 1 Italia 1. Pertandingan tersebut berakhir dengan adu pinalti dan Italia kelur sebagai juara piala duni 2006 dengan skor 5-3. Inilah prestasi tertinggi Matrerazzi bersama Negaranya, Italia.
Dikalangan pemain dan rekan sejawatnya, Materazzi dijuluki “matrix”. Hal ini karena Materazzi dikenal memiliki sifat yang susah ditebak, terlalu aggressive bahkan cenderung sangat kasar. Mantan compatriot Materazzi di inter dan timnas Italia, Francesco Toldo mengatakan, “ terkadang apa yang dia lakukan sangat sulit diterima akal, dia bisa saja secara tiba – tiba memukul seseorang tanpa alasan yang jelas, kemudian dia berkata, saya hanya ingin mencoba kekuatan tangan saya saja, karena saya sudah lama tidak memukul orang.” Itulah kenapa saya suka tertawa melihat apa yang dikerjakan oleh Materazzi” ujar Toldo. Kolegannya di inter, Javier Zanetti turut memberikan komentar. “ Marco tetaplah Marco. Tidak ada satu pun yang bisa merubahnya. Dia tidak takut kepada siapapun. Walau karakternya yang Bengal bahkan terkesan kasar, namun Marco memiliki kecintaan dan totalitas yang sangat luar biasa kepada tim yang dia bela. Dia adalah interisti sejati dan sangat mencintai negaranya. Itulah kenapa fans begitu memujanya, bahkan Marco adalah icon bagi para penghuni curva Nord”. Materazzi pun berkomentar tentang pribadinya.” Begitulah saya. Saya tetaplah saya. Tidak ada satu pun yang bisa merubah saya. Semata – mata yang saya lakukan karena saya begitu mencintai klub ini. Terserah mereka mau menghina saya, mencaci saya, menghujat saya itu tidak jadi masalah bagi saya. Tapi jangan sekali – sekali mereka menghina inter!!. Sudah terlalu banyak hujatan yang ditujukan kepada klub ini. Jelas saya tidak bisa menerima. Apapun akan saya lakukan untuk membalas mereka yang menghina inter, karena saya sangat mencintai klub ini.” Dedikasi, totalitas, serta loyalitas yang diberikan oleh Materazzi kepada inter sangat besar, bagi Massimo Moratti, Materazzi adalah sebuah Icon. “ Marco adalah pemain asli Italia yang sukses besar bersama saya. Dia adalah pemain yang memiliki pengaruh yang sangat luar biasa kepada tim. Saya telah bicara kepada Marco jika dia meninggalkan inter dan nanti akan kembali lagi, saya telah menyiapkan posisi yang special kepada Marco. Itu sebagai balasan atas apa yang telah diberikan Marco kepada inter”.
Materazzi diketahui sangat mencintai inter dan Italia. Bagi Materazzi bisa memperkuat negaranya.adalah suatu kebanggaan. Hal itu diketahui saat timnas Italia melakukan pertandingan, Materazzi adalah orang yang paling keras suaranya saat menyanyikan lagu kebangsaan Negaranya. Materazzi pun turut prihatin atas apa yang dialami oleh negaranya pada saat piala dunia 2010 lalu. “ saat menyedihkan.kesuksesan inter di Eropa tidak di ikuti oleh Italia di piala dunia. Italia adalah juara bertahan, namun mereka tidak bisa berbicara di ajang tersebut. Saya membicarakan hal tersebut bersama Paolo Maldini, namun kami telah sepakat untuk melupakannya. Dengan kedatangan Cesare Prandelli dan sejumlah nama – nama baru di gli azzuri, saya yakin Italia bisa berbicara banyak dimasa mendatang.”
Materazzi dikenal sebagai sosok yang Bengal, suka menprovokasi orang dan sangat kasar. Sudah banyak kelakuannya bikin orang menjadi panas. Seperti pada saat derby Milan, Materazzi pernah memperagakan gaya jalan seperti monyet didepan pendukung Milan, tentu hal tersebut memamcing amarah milanisti, karena mereka dianggap monyet oleh Materazzi. Masih dari derby, tentunya sebagaian interisti masih ingat ketika inter melawan Milan pada januari 2010 lalu, setelah pertandingan yang di menangkan inter tersebut, Materazzi langsung memakai topeng presiden Milan sekaligus perdana menteri Italia Silvio Berlusconi,. Tentu apa yang dilakukan Materazzi tersebut memancing amarah para fans Milan dan tentu amarah Silvio sendiri, karena Materazzi dianggap menghina perdana menteri Italia. Materazzi pun memberikan komentarnya. “ ini hanya sekedar lucu – lucuan saja, topeng ini sangat mirip sekali dengan yang aslinya, hidungnya sangat panjang dan kepalanya botak. Ini sangat lucu.” Ujar Materazzi. Selain suka baku hantam dengan pemain lawan, Materazzi juga tidak segan – segan untuk adu otot dengan teman satu timnya, hal ini pernah terjadi dengan Mario Balotelli. Ketika inter berhasil mengalahkan Barcelona di laga home, tanpa sebab yang jelas Balotelli langsung membuang kaos inter di lorong menuju kamar ganti setelah pertandingan usia, terang saja apa yang dilakukan Balotelli tersebut membuat Materazzi naik pitam. Tanpa piker panjang Materazzi pun langsung mengarahkan bogem mentah ke muka Balotelli. Materazzi pun berkata.” Kami berhasil mengalahkan Barca dan ini sangat fantastic, karena Barca adalah klub tebraik saat ini. Semua pemain menikmati euphoria tersebut, namun semua jadi berantakan karena ulah seorang anak ingusan dan apa yang dia lakukan sangat kurang ajar. Tentu saya memberikan dia sedikit pelajaran agar bisa bersopan santu.”
Tentunya masih banyak lagi ulah Materazzi yang bikin sakit hati banyak orang. Seperti saat inter sukses menjuarai liga Champions 2009-2010, sebelum membagikan mendali Materazzi memakai kaos yang tulisan kira – kira seperti ini “ apa kalian mau trophy ini juga, juve’? tentunya kaos yang di pakai oleh Materazzi itu langsung memancing amarah fans dan management juventus. Lantas Materazzi pun menjelaskan maksud tulisan dikaosnya tersebut. “ juventus terlalu bawel!!!mereka selalu mengungkit skandal 2006. Padahal inter tidak terlibat dan mereka selalu menuntut scudetto 2006 dikembalikan. Dan sekarang inter juara liga champions. Saya pun mau bertanya kepada mereka, apa kalian mau yang ini juga, juve?’’
Ada banyak lagi kontroversi yang dilakukan oleh Materazzi sehingga apa yang dia lakukan menjadi membahasan banyak kalangan dan yang paling diingat oleh pecinta sepak bola adalah insiden pada final piala dunia 2006 yang pada saat itu melibatkan Zidane dan Materazzi. Bermula ketika babak perpanjangan waktu, terjadilah gesekkan antara Zidane dan Materazzi dan terjadilah tandukkan kepala Zidane ke dada Materazzi atau sekarang disebut sebagai headbutt of Zidane. Tanpa piker panjang wasit lansung memberikan kartu merah kepada Zidane dan Prancis pun kehilanagn kapten sekaligus inspirasi tim. Tidak ada yang tahu pasti kejadian tersebut. Menurut Zidane, Materazzi telah melecehkan keluarganya, namun dibantah oleh Materazzi. Materazzi mengatakan bahwa Zidane terlalu berlebihan menanggapinya dan media terlalu membesar – besarkan masalah tersebut, lantas Materazzi menempuh jalur hukum dengan menuntut tiga media Inggris, yaitu The Daily star, The Daily mail dan The Sun karena telah menyebar fitnah dan mencermarkan nama baik. Karena moment itu terjadi pada ajang kejuaraan yang disaksikan oleh lebih dari 1 miliar penduduk dunia, maka pada tahun 2006 majalah forbes menganugrahkan moment tersebut sebagai “moment of the years” pada tahun 2006. Karena sifat dan karakternya yang seperti itu, Jose Mourinho mantan pelatih inter member penilaiann tentang Materazzi. “ saya memuji apa yang telah dilakukan oleh Materazzi selama ini. Apa yang dia lakukan adalah sebuah bentuk kejantanan dan gentle dari seorang pria. Dan juga apa yang dia kerjakan adalah sebuah kejujuran apa adanya. Bukan kebohongan dan kemunafikan yang ditunjukkan oleh banyak orang didunia sepak bola. Saya sangat percaya, pada masanya nanti Materazzi akan menjadi pria yang sangar hebat.” Bagi Genarro Gattuso, Materazzi adalah sosok yang aneh, dia tidak bisa menjelaskan bagaimana hubungannya yang sebenarnya dengan Materazzi apakah sebagai seorang sahabat, saudara atau musuh. Gatusso pun berkata. “ saya tidak bisa menjelaskan bagaimana hubungan kami sebenarnya. Terkadang saya dan Materazzi duduk berdua dimeja makan dan kami saling bercanda, tapi lima menit kemudia kami bisa saling baku hantam tanpa alasan yang jelas”.
Materazzi dikenal sangat membenci fans ac Milan alias Milanisti. Bagi Materazzi milanisti hanya sekumpulan orang – orang pinggiran di kota Milan dan mereka hanya membuat keonaran saja. Materazzi pun berujar “ saya menghormati Milan sebagai sebuah klub, disana saya memiliki banyak saudara dan sahabat yang luar biasa, tapi tidak dengan para fansnya. Tekadang apa yang mereka katakan sudah melebihi batas dan tidak bisa ditolerin lagi. Mereka sangat tidak sopan ketika mereka membicarakan inter. Itulah terkadang yang membuat saya membalas perlakuan mereka. Di Milan ada dua klub, tifosi inter berasal dari kalangan kelas menengah ke atas, orang – orang kaya dan memiliki pendidikan tinggi. Sedangkan milanisti? Mereka hanya sekumpulan para buruh dan pekerja kasar yang ada di Milan. Mereka suka membuat kekacauan, bagi saya mereka hanyalah “sampah – sampah” yang harus dibersihkan dari kota Milan ini. Bagi Dejan Stankovic, Materazzi adalah sosok yang memiliki selerah humor yang tinggi. Stankovic berujar. “ ketika memasuki putaran kedua kompetisi Materazzi berbicara kepada saya dan dia mengatakan, “ diantara seluruh skuad inter saat ini hanya saya dan Lucio yang pernah memenangi piala dunia, bersama inter saya hanya gagal menjuarai piala super eropa. Namun ada satu lagi gelar juara yang belum saya menangi,namun saya yang tidak ingin memenanginya,” setelah itu saya berrtanya, gelar apa itu? Materazzi pun menjawab, scudetto seri B. spontan saja saya langsung tertawa mendengar jawaban Materazzi tersebut.”
Materazzi sangat identik dengan nomor punggung 23. Nomor inilah yang selalu dia gunakan. Baik ketika memulai karirnya sampai bermain untuk timnas dan di inter, Materazzi selalu menggunakan nomor 23. Materazzi menjelaskan tentang nomor jerseynya tersebut. “ pada awal tahun 90 an dunia dihebohkan dengan hadir salah satu atlit terbaik yang pernah hadir, Michael Jordan. Dia adalah atlit terbaik sekaligus pebasket terhebat yang pernah lahir. Dia adalah legenda olahraga dunia. Karena itulah ketika saya berumur 10 tahun saya lebih tertarik menjadi pebasket dari pada bermain bola. Namun karena ayah saya adalah mantan pemain sepak bola professional dan juga menjadi pelatih sepak bola, akhirnya saya menekuni sepak bola. Sebagai gantinya saya selalu menggunakan nomor 23 dimanapun saya bermain”.
Sekarang (2011/2012) Materazzi resmi meninggalkan inter dan berstatus bebas transfer, karena kontraknya berkahir musim ini dan dia tidak memperpanjang kontraknya. “ sangat mengharukan, saya telah bertemu Moratti dan saya telah selesai di inter. Harus diakui factor fisik menjadi kendala. Walaupun seperti itu, saya sangat berterima kasih kepada semuanya. Saya telah menghabiskan waktu 11 tahun yang sangat luar biasa. Bertemu dengan pria – pria hebat dan bisa berdiri dengan gagah bersama para pemenang. Tentu saya tidak akan melupakan semuanya. Para interisti juga memberikan dukungan yang sangat luar biasa kepada saya. Saya sangat mencintai klub ini, begitu juga dengan para tifosi sejati. Tubuh saya memang tidak di inter lagi, namun hati saya abadi bersama inter”. “ selamanya inter selalu dihati saya”. Ketika ditanya tentang masa depannya, Materazzi belum bisa memastika. “ telah ada beberapa klub dari MLS dan Timur tengah yang telah menghubungi agen saya, ada juga beberapa stasiun Tv menawarkan saya menjadi analis dan komentator, semua belum diputuskan. Saya juga tertarik ingin segera mengambil lisensi kepelatihan. Tapi seperti yang saya katakan, semua belum ada keputusan, sekarang saya masih menikmati liburan saya. Tapi yang pasti saya ingin segera kembali lagi ke Appiano Gentile, entah itu bekerja didalam jajaran pengurus klub atau di staff kepelatihan, karena bagi saya inter adalah rumah yang paling indah yang pernah saya datangi.”
Itulah sedikit mengenai Marco Materazzi. Walaupun pada saat bermain dia dikenal sangat kasar, suka memperovokasi, bahkan Bengal, namun semua itu dia lakukan demi membela klub yang dia bela. Dan juga totalitas, loyalitas dan dedikasi untuk inter sangat pantas di acungi jempol. Bagi para interisti harus berbangga karena Materazzi pernah membela inter dan telah memberikan segala kemapuan terbaiknya untuk inter. Maju terus matrix. Forza inter, Forza matrix 23!!!!!!
sumber : LA GRANDE INTER
Powered by Blogger.
thank semua info tentang Matrix ... i love materazzi ...GRANDE MATRIX...FORZA INTER
ReplyDeleteLegenda,,, dengan totalitas tinggi
ReplyDeleteMATERAZI....KAMU AKAN SELALU ADA DI HATI PARA INTERISTI
ReplyDelete